Ringkasan lalu : Hati ibaratkan sebuah kendaraan, mampu menhantarkan ke tempat tujuan,dengan sarat kondisi bodi dan m...

Home » » RAHASIA HATI (2)

RAHASIA HATI (2)





Ringkasan lalu :
Hati ibaratkan sebuah kendaraan, mampu menhantarkan ke tempat tujuan,dengan sarat kondisi bodi dan mesinnya bagus. Semakin baik kondisi mesinnya, aka akan semakin cepat dan terjamin keamanannya menuju tujuan.

Hati yang baik adalah yang terbebas dari hal-hal yang dapat mempengaruhi optimalitas kemanfaatannya, dan tentu pula terbebas dari kotoran-kotoran yang dapat mengakibatkan terganggunya stabilitas kalbu.

Benar pula ungkapan Imam al-Ghazali tentang hati, dimana menurut beliau; hati itu laksana cermin, sedangkan dosa dan khilaf yang diperbuat manusia itu ibarat denu dan kotoran, maka apabila kaca cermin secara perlahan tertutup oleh debu, lambat laun akan buram dan berkurang manfaatnya, atau dengan bahasa yang lebih mudah : kalau manusia sering berbuat dosa, maka hatinya akan tertutup. Dan kalau cermin telah tertutup debu serta tidak diusahakan untuk dibersihkan, maka akibat langsungnya adalah tidak bisa menerima cahaya dan tidak bisa memantulkan ke tempat lain, dan dapat juga berakibat tidak dapatnya si cermin dipakai bercermin, karena gelap dan buram

Seseorang yang hatinya tertutup dengan kotoran dosa, maka cahaya Illahi akan sulit diterima dan sulit pula dipancarkan ke obyek lain; ia akan hidup dan berjalan dalam kegelapan yang cenderung ngawur dan asal-asalan karena memang hidayah Alloh tak dapat menyentuhnya. Kalau sudah demikian maka yang terjadi kemudian adalah dirinya terkungkung dalam pola dan gaya hidup yang gelap, bertindak atas dasar kegelapan dan perilaku kesehariannyapun cenderung atas dasar naluri kegelapan. Adanya sebagai sumber perilaku gelap, membuat orang lain enggan dan takut untuk bercermin padanya, karena bias kelakuannya yang serba gelap. Bagaikan cermin yang tertutup sama sekali, akan membuat orang enggan memanfaatkan dan bahkan takut ntuk bercermin, sebab jangan-jangan wajah yang seharusnya baik, dengan cermin berdebu itu justru menjadi menakutkan.

Kondisi hati yang demikian senantiasa ditakuti dan tidak disukai setiap manusia, sehingga timbul keinginan untuk membersihkan “cermin kalbu itu dari debu dosa dan kesalahan”. Caranya tidak hanya dengan sekadar membersihkannya semingu sekali. Sebab saking kotornya cermin itu maka perlu berjam-jam dalam sehari dan berhari-hari dalam seminggu, pokoknya sesering mungkin untuk dibersihkan dengan kain lap yang suci pula. Dan kaitannya dengan hati maka cukup dengan memohon ampun kepada Alloh dengan taubatan nasuha Atau minimal menggemari bacaan Istighfar. Sebab rasulullah SAW. Saja yang ma’shum dan terjaga dari dosa sehingga beliau diberi gelar al-Musthofa saja masih melantunkan bacaan Istighfar sehari sebanyak 70 hingga 100 kali, apalagi kita.

Dengan taubat yang tulus, maka kotoran yang paling bandel sekalipun akan luntur, dan ntuk menjaga kebersihannya, maka secara periodik dibersihkan dengan istighfar. Sehingga cermin hati akan terjaga dari kotoran dosa dan khilaf, dan pada gilirannya nanti dapat bermanfaat sebagai cermin hati. Menerima cahaya dan Nur-Alloh/Hidayah dan memantulkannya dalam setiap perilaku dan pola serta gaya hidup. Dan kemudian dapat dipakai oleh orang lain ntuk bercermin dari setiap amal perbuatannya.

Dari paparan di atas sudah semakin jelas, bahwa hati yang disinari oleh cahaya Alloh (hidayah Alloh) akan tampak bening dan terang yang tentu menjadi modal utama dalam menggapai kebahagiaan manusia. Sebab dengan terangnya perilaku seseorang akan semakin diminati oleh orang lain, dan itulah hakekat bahagia.

Namun kondisi yang demikian tentu tidak serta merta bagaikan rumput yang tanpa perawatanpun akan tetap dapat tumbuh dengan baik, tapi sangat kontradiksi, sehingga diperlukan kesabaran dalam menjaga Kebersihan dan kesucian hati dengan rajin membaca istighfar, agar terbebas dari debu dosa dan kotoran khilaf, meski manusia memang memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa dan salah, namun sebaik-baik orang yang dosa dan salah adalah yang mau taubat dan memohon ampun kepada Alloh, sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كل بني آدم خطّاء وخير الخطّائين التوّابين - وراه مسلم
Artinya : Rasul SAW bersabda, bahwa setiap Anak Adam (manusia) mempunyai kecenderungan berbuat salah, namun sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang mau bertaubat
(bersambung)

Follow IG @bani_yusron

Like & Subscribe

 

Postingan Populer

Home-Base

Label

aktifitas (8) anak-anak (9) Aqsha (3) artikel (24) ayah (11) Ayah Ibu (6) Firda (8) galeri (12) galeri photo (5) Hilma (8) ibu (9) indy (7) Keluarga (39) komunikasi (15) pendidikan anak-anak (5) Resha (3) sosial (4) umat (2) usaha (3)
Hubungi Admin di Sini | Chat FB | Cuitan | Chat WA | Lewat gmail
MasBro Yusron ~ Copyright © 2016 by Pangeran Lawu